Radiohead - The King of Limbs


Teman Saya bilang bahwa dia baru saja menjadi tempat pelampiasan oleh temannya yang fans berat Radiohead. Pasalnya teman dari teman Saya itu baru saja mendengarkan album terbaru Radiohead bertitel The King of Limbs yang baru saja dirilis beberapa waktu lalu. Kontan saja dapat disimpulkan kenapa teman dari teman Saya itu begitu marah dan kesal: Dia adalah fans Radiohead Era The Benddan OK Computer yang mengharapkan album baru band Oxford ini akan kembali ke akar rock bergitar. namun tak dinyana dalam format album barunya ini Radiohead lagi-lagi bermain di segmen elektronik.
Setelah hampir 5 tahun yang Lalu In Rainbows album dengan rilisan fenomenal gratis atau bayar tergantung keuangan penggemar, dilempar dengan konsep akustik dan ekletiknya. Wajar rasanya beberapa fans Radiohead mengharapkan semoga album baru The King akan kembali ke akar rock 90-an Radiohead. Namun alih-alih mengembalikan sisi garang duel 2 gitar O’Brien dan Greenwood, Radiohead kembali menyuguhkan keruwetan-keruwetan serta kerumitan instrumentasi elektronik pada album baru yang dirilis via internet dengan metode distribusi download ini.
Amnesiac dan Kid A sudah cukup liar dengan lagu-lagu elektroniknya, namun di dua album lawas itu masih diselingi instrumen konvensional dimana pada beberapa part masih terdengar gitar atau drum.Hail To The Thief juga menghadirkan ruwetnya elektronik dalam lagu The Gloaming atau Sit Down Stand Up namun toh masih ada petikan gitar psychedelic Greenwood dalam Sail To The Moon. Sedangkan dalam album baru The king of Limbs ini bisa Kita ucapkan selamat tinggal pada instrumen konvensional.
Sebenarnya dengan menghamburnya Radiohead, secara total ke kancah musik elektronik justru ini adalah nilai lebih mereka. 5 orang eksentrik ini memang tak akan bisa kembali ke rock 90-an persis awal kemunculan Mereka dengan hits Creep dulu. Musik Mereka sudah bertransformasi sedemikian rupa mengikuti perkembangan jaman. Maka diantara beberapa kelompok fans Radiohead yang kecewa dengan The King, tentu masih ada pula fans Radiohead yang menganggap album baru ini brilian. Suram, rumit, cerdas, mengawang. Mengajak berdansa seperti lagu Lotus Flower, atau ekletik juga (walau elektronik) dalam lagu Codex.
Dengan konsep yang matang dan lagu-lagu berkarakter kuat dalam album ini, dapatkah Kita simpulkan bahwa The King kelak akan menyabet Grammy Award untuk kategori album terbaik? Mungkin saja, karena album ini adalah salah satu yang paling dinanti banyak penikmat musik. Jadi, untuk yang berharap comeback nya Radiohead ini dalam bentuk resureksi The Bend dan OK Computer namun kecewa karena The King lebih berasa album solo project nya Thom Yorke yang sangat elektronik berjudul The Eraser. Janganlah kecewa, nikmati saja kerumitan yang ditawarkan Radiohead ini. Dan rasakan kedalaman makna lirik-lirik Yorke disitu.
>

 
Copyright 2011 Insomnia Webzine. All rights reserved.
Themes by Epewe l Insomnia Entertainment | Powered By Bali Orange